Install Steam
login
|
language
简体中文 (Simplified Chinese)
繁體中文 (Traditional Chinese)
日本語 (Japanese)
한국어 (Korean)
ไทย (Thai)
Български (Bulgarian)
Čeština (Czech)
Dansk (Danish)
Deutsch (German)
Español - España (Spanish - Spain)
Español - Latinoamérica (Spanish - Latin America)
Ελληνικά (Greek)
Français (French)
Italiano (Italian)
Bahasa Indonesia (Indonesian)
Magyar (Hungarian)
Nederlands (Dutch)
Norsk (Norwegian)
Polski (Polish)
Português (Portuguese - Portugal)
Português - Brasil (Portuguese - Brazil)
Română (Romanian)
Русский (Russian)
Suomi (Finnish)
Svenska (Swedish)
Türkçe (Turkish)
Tiếng Việt (Vietnamese)
Українська (Ukrainian)
Report a translation problem
Mengamati keadaan yang memprihatinkan dalam bisnis Bulu Kontol di Indonesia saat ini, kita mendapati adanya beberapa permasalahan yang harus segera diselesaikan.
Sebenarnya, bakat-bakat dalam bidang Bulu Kontol amat banyak. Pada tahun 2005, LACL, sebuah ajang internasional di bidang Bulu Kontol yang digelar di Amerika Serikat, dijuarai oleh orang Indonesia, membuktikan bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju.
Namun, cukup disayangkan, para pelaku dalam industri maupun komunitas Bulu Kontol seringkali berdiri sendiri-sendiri dan kurang peka terhadap pentingnya kolaborasi demi membangun infrastruktur berkelanjutan.